Monday, October 28, 2019

RESUME STUDI KELAYAKAN BISNIS: PANDANGAN BISNIS DALAM ISLAM


NAMA                 : MUHAMMAD ALI IMRAN CANIAGO
NIM                     : 0503171084
MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS

RESUME
PANDANGAN BISNIS DALAM ISLAM
a.      Pengertian Bisnis
Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Adapun sector sector ekonomi bisnis tersebut meliputi sektor pertanian, sektor industri, sektor jasa, dan sector perdagangan.[1]
Adapun dalm islam bisnis dapat diapahami sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalm berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang atau jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).[2]
Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiapmuslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakansalah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan.Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untukmencari rizki.
b.      Etika Berbisnis Dalam Islam
Etika bisnis islam merupakan etika bisnis yang mengedepankan nilai nilai Al quran. Oleh Karena itu, beberapa nilai dasar dalm etika bisnis islam yang disarikan dalm inti ajaran islam itu sendiri adalah:
1.        Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konseptauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baikdalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi,dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula makaetika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal, membentuksuatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2.      Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, danmelarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untukmembangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang,yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain memintauntuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selaludikurangi.Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karenakunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Qur‟an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangantakaran dan timbangan.
3.      Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapikebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individudibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorongmanusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yangdimilikinya.Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiapindividu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.
4.      Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan olehmanusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban danakuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenaiapa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semuayang dilakukannya.
5.      Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawandari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari ataumemperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraihatau menetapkan keuntungan.[3]

c.       Orientasi Bisnis Dalam Islam
Bisnis dalam Islam bertujuan unutk mencapai empat hal utama yaitu antara lain (1) target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, (2) pertumbuhan,(3) keberlangsungan, (4) keberkahan. :
Target hasil: profit materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa bisnistidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit(keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan daneksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepeduliansosial dan sebagainya.
Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaatkebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuansuatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah. Masih adatiga orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimahruhiyah. Dengan qimah insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikanmanfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial(sedekah), dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlak mulian menjadi suatu kemestian yang harus munculdalam setiap aktivitas bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan yangIslami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu qimah ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepadaAllah Swt.
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkansegala cara.
Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiaptahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.
Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkahsebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitasmanusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari Allah Swt., dan bernilai ibadah.[4]


[1] Sentot Imam Wahjono dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2018), Hlm. 10
[2] Norvadewi, “Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam. Vol. 1. No. 1, 2015, Hlm. 36
[3] Suanarji Harahap, Studi Kelayakan Bisnis,(Medan: FEBI UINSU Press, 2018), Hlm. 27-30
[4] Norvadewi, Op. Cit, Hlm. 43-44

No comments:

Post a Comment